..

Anak Akan Depresi Melihat Ibunya Dimarahi Nenek

 

Seorang nenek memang punya haknya untuk memarahi anaknya, namun apa yang akan terjadi jika memarahi anak yang sudah menikah dihadapan cucu. Seorang cucu yang masih polos akan merekam apa yang diperhatikannya.

Seorang nenek jangan mengancam atau menghukum anaknya dihadapan cucu walaupun pendapat atau perbuatannya dianggap salah.


Hal ini akan membuat cucu yang masih kecil akan sering terlihat akan membuat cucu depresi, melamun, malu bertemu orang lain, melawan kepada orang tua, membuatnya takut untuk bereksplorasi dan bahkan dapat mengganggu perkembangannya.

Terkadang cucu yang masih polos juga menjadi sasaran kemarahan neneknya apa bila sang nenek sudah memarahi anaknya, hal ini perlu sangat diwaspadai.

Beberapa kejadian hancurnya rumah tangga disebabkan oleh sikap dari orang tua yang kurang dewasa dalam bertindak, dan orang dewasa yang dimaksud disini adalah orang yang dituakan di keluarga dan sebagian besar disebabkan oleh ibu atau ibu mertua atau nenek.

Dampak Buruk Memarahi Anak

DALAM masa-masa pertumbuhan dan perkembangan otak anak, dia akan mengalami dan melakukan hal-hal yang dianggap orangtua salah dan tidak benar. Tapi, orangtua dilarang untuk memarahinya.

Memarahi anak akan membuatnya takut untuk bereksplorasi. Alih-alih memarahi atau mengancam anak jika melakukan hal yang dianggap salah oleh orangtua, berikanlah contoh-contoh dan ajaklah berpikir.

Jangan mengancam atau menghukum anak kalau pendapat atau perbuatannya dianggap salah oleh orangtua. Anak tidaklah salah, mereka umumnya belum tahu, dalam tahap belajar. Karena itu, tanyakan alasan mereka berpendapat atau berbuat demikian, beri kesempatan untuk mengemukakan alasan-alasan
  • Anak akan menjadi enggan mengemukakan pikiran, gagasan, pendapat, atau melakukan sesuatu.
Jangan didikte atau dipaksa, biarkan mereka yang memperbaikinya dengan caranya sendiri. 

Orangtua harus memberi kesempatan anak untuk mengembangkan khayalan, merenung, berfikir, dan mewujudkan gagasan anak dengan cara masing-masing. Biarkan mereka bermain, menggambar, membuat bentuk-bentuk, atau warna-warna dengan cara yang tidak lazim, tidak logis, tidak realistis, atau belum pernah ada.

Berilah kebebasan, kesempatan, dorongan, penghargaan, atau pujian pada anak untuk mencoba suatu gagasan, asalkan tidak membahayakan dirinya atau orang lain. Semua hal-hal tersebut akan merangsang perkembangan fungsi otak kanan anak.

Ibu Mertua, Alasan Pasangan Bertengkar



Survei yang dilakukan terhadap 2.000 pasangan di Inggris menyebutkan bahwa pertengkaran akibat pembagian kerja di rumah dan masalah uang terjadi lebih sering ketimbang pertengkaran soal hubungan mereka sendiri.

Ibu mertua ternyata menduduki posisi teratas yang menjadi alasan pertengkaran suami istri.

Dalam survei tersebut juga terungkap bahwa satu dari sepuluh pasangan bertengkar setiap hari sementara satu dari duapuluh pasangan terlibat pertengkaran  beberapa kali dalam sehari.

Masalah keuangan yang sering menjadi jatuh bangunnya hubungan suami istri adalah tidak adanya perencanaan keuangan rumah tangga dan tabungan tetap. Sedangkan soal pekerjaan rumah, tingginya beban istri dalam mengerjakan pekerjaan domestik sering menimbulkan  pertengkaran.

Selain itu, beberapa alasan yang mendominasi pertengkaran pasangan adalah kebiasaan minum alkohol, mencuci piring dan pakaian, penumpukan barang-barang, memutuskan saluran yang ingin ditonton di TV dan menunggu pasangan berdandan  untuk pergi bersama.

Pasangan suami istri selalu bertengkar. Bahkan untuk hal-hal sepele, seperti siapa yang memegang remote TV, meninggalkan handuk basah di lantai dan terlalu lama berdandan sebelum pergi.

Sumber: Thetimesofindia/ Angelina Donna | beritasatu.com